Saya sering menjumpai orang – orang yang membatalkan impiannya sendiri, menariknya mereka tidak menyadari itu.
Karena yang mereka lakukan hanyalah seperti sudah kebiasaan, dan kebiasaan itu yang justru menjadi problem mereka selama ini.
Membuat mereka seperti berada di lingkaran setan, alias ya berada disitu – situ aja, tidak ada kemajuan hidupnya, bahkan berprogress pun tidak sama sekali.
Seperti apa contohnya?
Contohnya adalah saat mereka setelah bermimpi lalu meragukan impian itu sendiri, dan selalu dicari – cari ketidakmungkinan dalam permainan pikirannya sendiri.
Misal si A memiliki impian ingin membeli rumah seharga 1 milyar.
Ia berdoa setiap hari, tapi dia selalu memikirkannya hal – hal yang justru membuat dia meragu, kalau impiannya tidak bakal tercapai.
Seperti : tanah di lokasi itu sekarang harganya segitu, kalau belinya 3 tahun lagi nanti keburu makin mahal lagi, susah kayaknya buat bisa punya rumah disitu.
–
Intinya ia selalu bermain dengan pikiran – pikiran yang justru membuat ia meragukan impiannya sendiri.
Secara tidak langsung itu sama saja dengan membatalkan impiannya.
yang harusnya impian itu ketika di upload ke universe dan di dorong oleh doa – doa kita ke Tuhan tiap harinya, harusnya universe sudah mulai menjalankan alur polanya untuk impian itu biar bisa tercapai, tapi karena diragukan, maka alur dan pola itu menjadi berantakan dan bahkan sama sekali tidak jelas.
–
Jadi bagaimana caranya bermimpi yang benar?
Tugas anda hanya perlu kasih tau impian anda ke Tuhan, dan meyakininya akan ada jalannya.
Urusan gimana prosesnya, anda tidak perlu ikut ngejelimet mikirin ini itunya.
Tugas anda cukup buat dan yakin, jika perlu deklarasikan di hadapan orang lain, biar keyakinan itu menguat dan membuat getaran frekuensi sendiri di universe.